Kunjungan ke Camp Vietnam

Camp yang terletak di Desa Sijantung, Kepulauan Riau ini memang menarik perhatian. Tempat inilah yang menjadi saksi sejarah dimana para pengungsi yang berasal dari Vietnam datang berbondong-bondong untuk mencari perlindungan.

Pada tahun 80-an, terjadi peperangan antara Vietnam Utara dengan Vietnam Selatan. Pada saat itu Vietnam Utara mulai menguasai seluruh wilayah Vietnam. Dengan alasan keamanan rakyat Vietnam Selatan yang sedang terjepit posisinya mengambil langkah mengungsi. Dengan menaiki beberapa perahu, mereka mengarungi lautan untuk mencari tempat-tempat aman. Berhari-hari terombang-ambing di Lautan Cina Selatan, akhirnya mereka sampai di Pulau Galang. Dengan persetujuan Pemerintah Indonesia dan bantuan PBB, dijadikanlah pulau seluas 80 hektare ini menjadi tempat pengungsian. Menjadi tempat berlindung dan melakukan aktifitas para pengungsi sehari-hari.
Awal masuk ke kampung Vietnam kita bisa melihat kuburan-kuburan yang berjejer disepanjang jalan. Kuburan-kuburan ini adalah kuburan para pengungsi yang kebanyakan meninggal karena menderita penyakit dari awal perjalanan selama berhari-hari di lautan.
Di kampung ini kita dapat melihat 3 perahu yang di pamerkan. Perahu-perahu inilah yang mengantar mereka hingga sampai ke pulau Galang. Berdesak-desakan dalam perahu membuat tidak sedikit dari mereka yang meninggal dalam perjalanan. Awalnya perahu-perahu ini lebih dari 3 buah. Namun sebagai aksi protes karena akan dipulangkan, para pengungsi membakar beberapa kapal dan ada juga yang ditenggelamkan. Perahu-perahu yang saat ini kita lihat adalah perahu yang telah diangkat dari permukaan laut dengan trailer dan diperbaiki seadanya.
Tempat yang terletak 50 km dari pusat Kota batam ini juga memiliki museum. Di museum ini kita biss melihat beberapa peninggalan-peninggalan para pengungsi seperti telephone, patung-patung, foto-foto pengunsi, plakat peresmian rumah sakit, buku-buku, sepeda motor, dll.
Di perkampungan itu juga ada beberapa perkebunan seperti papaya dan semangka. Bagi siapa saja yang berminat, bisa membelinya dan memetik langsung. Tentunya dengan harga terjangkau.
Selain itu, juga terdapat tempat-tempat ibadah seperti gereja dan vihara. Vihara ini dapat kita kenali dari jauh karena temboknya berwarna-warni. Di Vihara ini terdapat 3 patung yang berdiri kokoh yang didepannya terdapat patung naga. Para penganut agama budha percaya bahwa patung ini bisa mengabulkan berbagai permintaan. Caranya kita tinggal meminta permohonan lalu memasukkan koin kedalam mulut patung naga.
Disepanjang perjalanan kita bisa melihat bekas barak-barak pengungsi. Barak-barak pengungsi ini sudah banyak yang rusak. Sayang sekali, padahal barak-barak ini (menurut saya) adalah salah satu alasan yang menarik untuk datang ke kampung Vietnam ini. Rumah-rumah panggung berjejeran saling berdekatan. Membuat bayangan akan masa lalu bahwa dulu disinilah tempat para pengungsi saling berinteraksi. Namun, hamper dari semua rumah-rumah panggung ini tinggal tingnya saja yang berdiri.
Saat ini, tempat bersejarah itu menjadi salah satu proyek Pemerintah Kota Batam untuk program Visit Batam 2010. Hal ini merupakan kabar baik. Karena kampung Vietnam merupakan salah satu tempat yang tinggi akan nilai-nilai sejarah yang harus dilestarikan. Selain itu, kampung Vietnam juga bisa menjadi salah satu daya tarik yang dapat dipamerkan dan menjadi income bagi Pemerintah Kota.
Kata pepatah ‘Bangsa yang baik adalah bangsa yang ingat akan sejarahnya’. Oleh karena itu, sebagai tempat yang memiliki nilai sejarah, alangkah baiknya jika camp Vietnam di jaga dan dilestarikan. Jangan samapi jejak-jejak sejarah yang pernah singgah di pulau Galang ini hilang. Jika sampai hal itu terjadi alangkah ruginya kita sebagai sebuah Negara yang penuh dengan sejarah perjuangan.

No Response to "Kunjungan ke Camp Vietnam"